Tirtayatra Jawa - Bali - Lombok ~ Hubungi Kami : 081353045447 ~ www.tirtayatratour.com ~ Office : Jl.Sekar Tunjung XII. No.10 Denpasar - Bali

Pura Alas Purwo & Kawitan

Foto Bersama Puri Agung Gelogor (Terimakasih Semoga Bisa Berjumpa Kembali)
          Pura Giri Slaka / Pura Alas Purwo & Kawitan adalah pura yang berlokasi di Taman nasional alas Purwa , Kecamatan Tegaldelimo, Banyuwangi. Keberadaan Pura Giri Selaka atau dikenal juga dengan pura Alas Purwo pada dasarnya merupakan situs peninggalan kerajaan Majapahit yang bercorak Agama Hindu yang kini oleh masyarakat setempat di bangun menjadi sebuah pura yang teramat disucikan. Menurut sesepuh warga Tegaldelimo (Ali Wahono) Kawasan yang kini dibagun sebuah pura dengan nama Pura Giri Selaka atau dikenal dengan pura Alas Purwo ditemukan secara tidak senganja oleh masyarakat setempat pada tahun 1967. Ketika itu masyarakat di kecamatan Tegaldelimo melakukan perambasan terhadap sejumlah kawasan Alas Purwo untuk bercocok Tanam dan diketemukan sebuah gundukan tanah, masyarakat ingin meratakan gundukan tanah tersebut sebagai lahan bercocok tanam tetapi pada saat pengerjaan ditemukan bongkahan – bongkahan bata besar yang masih tertumpuk persis seperti gapura kecil. Pada saat itu masyarakat yang menemukan bongkahan batu bata tersebut membawa bata itu ke rumah mereka dan ada yang menggunakannya sebagai tungku dapur dan lantai rumah.
      Ternyata keluguan masyarakat yang mengambil batu bata tersebut mengakibatkan sebuah musibah bagi yang mengambilnya, semua pelaku yang mengambil batu bata tersebut jatuh sakit. Pada saat itulah ada sabda agar bongkahan batu yang telah diambil segera di kembalikan ke tempat semula dikarenakan tempat diketemukan bongkahan batu diketahui sebagai tempat bertapanya Maharsi Hindu pada zaman dahulu. Meski belum ada catatan resmi dalam prasasti, masyarakat mempercayai yang malinggih (bersthana) di Situs Pura Alas Purwo adalah Empu Bharadah, sosok yang menurut legenda mampu membelah Sungai Brantas dengan kesaktiannya. Selanjutnya pasca penemuan masyarakat setempat lalu menjadi sangat yakin dengan kekuatan dan kesucian situs Alas Purwo tersebut. “Sampai ada keinginan seorang warga untuk memagari situs itu agar aman dari jangkauan orang jahil. Tetapi, belum sampai tuntas mewujudkan keinginannya, warga tersebut keburu meninggal. Dari kejadian itu didapatkan sabda, kalau situs Alas Purwo itu wajib dipuja semua umat manusia di muka bumi ini tanpa dibatasi sekat-sekat golongan apa pun.
        Pihak Dinas Purbakala akhirnya berniat menjadikan situs Alas Purwo sebagai benda peninggalan sejarah. Di sisi lain, umat Hindu yang ada di sekitar kawasan tersebut, yang secara turun-temurun mengaku sebagai penganut kebatinan / kejawen untuk alasan keselamatan mereka, sangat menghormati dan merawat dengan seksama situs tersebut. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, umat Hindu akhirnya membuatkan sebuah pura sekitar 65 meter dari situs Alas Purwo saat ini. Ini direalisasikan pada tahun 1996 ketika agama Hindu sudah berkembang kembali di tanah air dan warga setempat yang sebagian besar petani sudah banyak yang beralih menganut agama leluhur mereka kembali yakni agama Hindu. Ini dilakukan dengan bantuan umat Hindu Bali. Situs yang ditemukan itu sendiri dibiarkan seperti semula, namun tetap menjadi tempat pemujaan untuk umum, tak terbatas bagi umat Hindu. Untuk menuju Pura Alas Purwo yang disungsung umat Hindu Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, para pengunjug harus memasuki kawasan hutan Taman Nasional Alas Purwo. Dari pintu depan kawasan hutan Taman Nasional diperlukan waktu satu jam menuju Pura Giri Selaka, melewati hutan jati yang rimbun, yang terkadang bercabang jalannya tanpa adanya petunjuk arah. Pura Giri Selaka berada di tengah hutan Alas Purwo, sekitar tiga kilometer dari kawasan wisata Pantai Plengkung ujung selatan Alas Purwo, yang juga ujung tenggara Pulau Jawa. Piodalan di pura biasanya dilaksanakan pada Buda Kliwon Sinta bertepatan dengan hari raya suci Pagerwesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar