Tirtayatra Jawa - Bali - Lombok ~ Hubungi Kami : 081353045447 ~ www.tirtayatratour.com ~ Office : Jl.Sekar Tunjung XII. No.10 Denpasar - Bali

Pura Poten Bromo


Foto Bersama KSP Sari Mulia, Karangasem (Terimakasih, Semoga Bisa Berjumpa Kembali)

          Pura Poten Bromo adalah pura yang berlokasi di Tengger, Bromo – Jawa Timur.  Pura Poten Bromo atau Pura Luhur Poten Gunung Bromo terletak di tengah lautan pasir Gunung Bromo, berdasarkan pada pengertiannya Bromo itu berarti Brahma sehingga pura Poten Bromo  oleh suku Tengger dijadikan sebagai tempat suci pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasi-Nya sebagai Dewa Brahma. Pura Poten Bromo ini di bangun pada tahun 2000 dengan arsitektur campuran dari adat Bali dan Jawa. Selain sebagai tempat sembahyang suku Tengger, Pura Luhur Poten Bromo merupakan lokasi upacara suku adat Bromo yaitu pelaksanaan Yadya Kasada yang familiar disebut Upacara Kasodo. Upacara Kasada/ kasodo adalah upacara tahunan untuk memanjatkan puji syukur atas karunia yang diberikan kepada masyarakat Suku Tengger. Upacara ini diadakan setiap tahun pada bulan Kasada tepatnya pada malam bulan purnama.Upacara yadya Kasada adalah sebuah upacara sesembahan berupa persembahan sesajen kepada Ida Sang Hyang Widhi. Setiap bulan Kasada hari-14 dalam Penanggalan Jawa diadakan upacara sesembahan atau sesajen untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur.
          Kata Tengger dilatar belakangi oleh kisah Rara Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (Putra Brahmana) " suku Tengger di ambil dari nama belakang keduanya", Anteng & Seger = Tengger. Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, yang mempunyai arti “Penguasa Tengger yang Budiman”. Mereka tidak di karunia anak sehingga mereka melakukan semedi atau bertapa kepada Sang Hyang Widhi, tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya.
          Pendek kata pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kesuma, anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib, "Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Sang Hyang Widhi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Sang Hyang Widhi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Sang Hyang Widhi di kawah Gunung Bromo". Kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo. Sebagai pemeluk agama Hindu, Suku Tengger tidak seperti pemeluk agama Hindu pada umumnya, memiliki candi-candi sebagai tempat peribadatan namun bila melakukan peribadatan bertempat di punden, danyang dan poten. Piodalan di Pr Poten Bromo biasanya dilaksanakan pada Purnama Kasada (berdasarkan hitungan  kalender Tengger)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar