Tirtayatra Jawa - Bali - Lombok ~ Hubungi Kami : 081353045447 ~ www.tirtayatratour.com ~ Office : Jl.Sekar Tunjung XII. No.10 Denpasar - Bali

Tirtayatra Sebagai Yadnya Utama


Banyak bentuk yadnya yang telah dilaksanakan oleh umat Hindu dengan tanpa disadari karena dilaksanakan dengan niskarma karma (dilakukan tanpa pamrih, dilakukan tanpa mengikatkan diri akan hasil), karma yang demikian disebut dengan karma (perbuatan) sebagai persembahan kepada Tuhan, yang biasa disebut dengan yadnya (korban suci) seperti: Dewa Yadnya, Resi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya dan Bhuta Yadnya. 

Tirtayatra sebenarnya sudah banyak dilakukan umat Hindu sejak dulu dan sejalan dengan kemajuan serta meningkatnya kesejahteraan maka tempat suci yang dikunjunginya semakin meluas serta umat mulai menyadari, bahwa tirtayatra sebagai salah satu cara melakukan yadnya (korban suci) yang paling mudah karena dapat dilaksanakan oleh setiap umat Hindu. Dalam petuah Bhagawan Waisampayana kepada Maha Raja Janamejaya yang disarikan oleh Bhagawan Wararuci memang jelas disebutkan melakukan tirtayatra dianggap lebih utama  dari pada melakukan yadnya sebagaimana dimuat dalam Sarasamuscaya (Himpuna intisari karya Bhagawan Byasa) pada Sloka 279 disebutkan "Sada daridrairrapi hi cakyam praptum nardhipa tirthabhigamanam punyam yajnerapi wicisyate" dalam bahasa Kawi (Jawa Kuna) diterjemahkan sebagai berikut "Apan mangke kottamning tirthayatra, atyanta pawitra, Iwih sangkeng kapawananing yajna, wenang ulahakena ring daridra". Artinya adalah begitu keutamaan tirtayatra, amat suci, lebih utama dari pada pensucian dengan yadnya, dapat dilakukan oleh daridra (orang miskin) sekalipun.

Pengertian dan Tujuan Tirtayatra

Yang dimaksud dengan tirtayatra adalah niat tulus untuk mengunjungi tempat-tempat suci atau tempat bersejarah dan tempat-tempat lain yang dikeramatkan. Tirtayatra bertujuan untuk melihat dari dekat tempat bersejarah untuk menyaksikan secara nyata tempat-tempat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan agama Hindu, agar dapat mempertebal Panca Sradha (lima keyakinan) dan kebenaran terhadap sejarah perkembangan ajaran Hindu.

Dalam kitab Sarasamuscaya secara umum yang disebut tempat suci adalah Pura (Temple, Kuil, Candi), tempat-tempat lain seperti: Campuhan (pertemuan air laut dengan sungai atau pertemuan dua sungai atau lebih), Mata Air, Gunung, Sungai dan Danau yang di tiap-tiap pulau pasti ada Petirtaan (tempat pensucian atau petilasan). 

Melakukan tirtayatra bukanlah perjalanan biasa, tetapi untuk menambah keyakinan akan kebenaran ajaran Hindu dan meningkatkan rasa bhakti, mengagumi kemahakuasaan serta kebesaran Tuhan, kemanapun dan dimanapun kita memuja atau menyembah tetap ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala manifestasinya (Ista Dewata) menurut cara masing-masing, selalu menghormat kepada: para Rsi, leluhur yang telah mendahului kita, sebagai sesama Manusia dan Bhuta (mahluk lain), sehingga tercipta hubungan yang tetap harmonis antara kita sesama Manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa (Sang Pencipta), antara manusia dengan alam lingkungan tempat kita hidup dan berkembang (Tri Hita Karana).


https://phdi.or.id/artikel/tirtayatra-sebagai-yajna-utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar